April 29, 2012

I am Proud to be Lecture

Alhamdulillah, pada kesempatan ini penulis mencoba membuat ringkasan materi pada Workshop Peningkatan Mutu Dosen PTAI 2012. Dimana bahan materi yang satu ini sangat begitu menarik bagi saya dan semoga juga bermaanfaat untuk semua pembaca. I am Proud to be Lecture, Saya bangga menjadi dosen oleh Prof. Hamdan Juhanis.

Pertanyaan Pembuka adalah Bisakah kita menjadi orang kaya dengan menekuni profesi Dosen? Jawabannya adalah bisa iya dan bisa juga tidak. Meskipun dosen/pengajar setelah disertifikasi, masih hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan Dasar rumah tangga misalnya makanan, tempat tinggal, Pendidikan anak, Kendaraan.

Pertanyaan kedua adalah Bisakah dosen menjadi orang terkenal dan dapat meraih kekuasaan politik dengan menekuni profesi Dosen? Kekuasaan politik yang sering mensyaratkan kemapaman ekonomi terlebih dahulu, memperkecil peluang dosen untuk duduk dalam posisi-posisi politik strategis. Banyak yang sudah mencoba dengan modal popularitasnya, apakah sebagai akademisi produktif atau sebagai akademisi muballigh, tapi tidak sedikit yang gagal. Dosen adalah profesi pekerja, dalam artian dipekerjakan oleh negara dan memiliki atasan atau ‘bos’. Sebagai bawahan, dosen memiliki kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dipenuhi.


Meskipun demikian, secara instrumental, ada yang bisa dibanggakan dengan menjadi dosen misalnya :
  • Gelar Professor, hanya bagi yang berprofesi dosen
  • Bisa keliling dunia dengan menggunakan fasilitas negara (research, sandwich, short-course, post-doc, dll)
  • Bekerja dengan ‘benda hidup’ yang membuat suasana kerja lebih dinamis
  • Jam kerja yang lebih longgar dibanding dengan pegawai pada instansi lain
  • Banyak yang menjadi entrepreneur hanya karena gagal menjadi dosen

Kebanggaan terhadap suatu pekerjaan karena bisa memberi kepuasan material, memberi kepuasan moral, memberi kepuasan kedua-duanya.

Terus Menjadi dosen memberi kepuasan apa? Menjadi dosen sejatinya bisa memenuhi kebutuhan materi sekaligus moral. Dengan menjadi dosen, seseorang memiliki profesi (pemenuhan kepuasan material) dan juga ilmuwan (pemenuhan kepuasan moral)

Kebanggaan Moral adalah Kebanggan substantif misalnya :

Hadir pada berbagai ruang aktualisasi hidup
  • Kampus dengan segala dinamikanya
  • Tempat-tempat seminar, hotel, warung kopi dll
  • Desa binaan, Desa KKN, desa dampingan, dll
  • Laboratorium penelitian dan pengabdian
  • Masjid, Mushallah, Majelis Taklim ibu2, dll

Ketenangan Batin bisa lebih terjamin:
  • Sedikitnya ruang penyalahgunaan kekayaan negara
  • Meskipun tidak kaya, tapi kebutuhan mendasar keluarga bisa terpenuhi
  • Sebagai ‘penjaga moral’ sekaligus sebagai ‘kontrol moral’

Ruang ibadah sosial yang sangat terbuka
  • Mendidik Mahasiswa
  • Menulis ide-ide produktif bagi kemajuan peradaban
  • Berbicara di forum seminar untuk masalah kebangsaan dan kemasyarakatan
  • Berceramah di Masjid2 dan Majelis Taklim untuk masalah keagamaan dan keberagamaan

Nah, untuk mengukur profesi sebagai dosen, ada beberapa iIndikator untuk mengukur kebanggaan hal tersebut sebagai dosen?
  • Seaktif apa anda beraktualisasi?
  • Setenang apa bathin anda?
  • Sedalam apa anda menyelami ibadah sosial?

Indikator Kebanggaan itu adalah pengejewantahan dari ‘profesionalisme', I am proud to be a lecturer because I am a professional lecturer ( Saya bangga menjadi dosen karena saya adalah dosen profesional)

Profesional vs Amatir (Biasa)

Apakah Anda Dosen biasa atau Dosen Profesional?

Ciri Dosen Biasa 
•    Menjadi dosen adalah keterpaksaan
•    Orientasinya pada kepuasan materi
•    Peran utama sebagai pengajar semata
•    Kurang motivasi menyampaikan nilai luhur hidup

Karakteristik Dosen Biasa
•    Berfokus hanya pada dirinya, keinginannya dan kebutuhannya
•    Mahasiswa sebagai ‘bawahan’
•    Mengutamakan legalitas formal ijizah, gelar

10 Penyakit Dosen Biasa

1.TIPUS : TIdak PUnya Semangat
2. MUAL : MUtu Amat Lemah
3. KUDIS : KUrang DISiplin
4. ASMA : ASal Masuk Kelas
5. LEMAS : LEMAh informaSi
6. TBC : Tidak Bisa Computer
7. KRAM : KuRAng traMpil
8. ASAM URAT : Asal SAmpaikan Materi URutan KurAng akuraT
9. LESU :  LEmah SUmber
10. DIARE : DI Depan Anak-anak ia diREmehkan

Komplikasi Penyakit
•    Satu penyakit selalu berkaitan dengan yang lainnya
•    Bila dibiarkan akan menjadi kanker yang pasti menggerogoti Profesi
•    Butuh pengobatan khusus dan menyeluruh untuk penyembuhan

Rejuvinasi diri untuk Mengobati Penyakit kronis
  1. Melakukan kegiatan Tri Dharma PT secara seimbang dan proporsional dengan tetap menjaga kualitas masing-masing unsur dharma.
  2. Memupuk minat dan mentradisikan budaya baca yang tinggi guna menimba ilmu baru dan informasi mutakhir.
  3.  Selalu mencari kesempatan untuk mengikuti berbagai forum ilmiah guna memperluas wawasan
  4. Menciptakan budaya ilmiah dengan tidak terjebak dalam rutinitas kerja mengajar saja
  5. Menjadikan menulis makalah, artikel di majalah ilmiah, media massa maupun buku teks sebagai aktivitas keseharian disamping membaca dan berdiskusi.
  6. Memiliki perpustakaan pribadi yang memadai dengan membiasakan diri menyisihkan dana khusus untuk membeli buku secara rutin tiap bulan.
  7. Mengikuti dan menjadi anggota organisasi profesi sesuai dengan disiplin ilmunya agar tidak ketinggalan informasi di bidang keilmuannya.
  8. Mengaplikasikan ilmu dengan menghasilkan berbagai karya ilmiah
  9. Belajar untuk selalu analitik ketika berhadapan dengan masalah keilmuan dan berusaha membongkarnya secara logis dan metodologis

Hasilnya:

Dosen Profesional
•    Menjadi dosen adalah panggilan jiwa yang tak mungkin hilang
•    Pilihannya  adalah moral-spritual
•    Orientasinya pada kepuasan batin
•    Peran utama sebagai pendidik
•    Senantiasa melakukan sosialisasi nilai-nilai luhur untuk hidup dan kehidupan
•    Fokus pada minat, bakat dan talenta mahasiswanya
•    Mahasiswa adalah mitra potensial
•    Kemampuan belajar diatas rata-rata
•    Belajar dari sekolah kehidupan


“Soft Skills” dan Profesionalisme

Apa yang dimaksud “Soft Skills”?
•    Keterampilan seseorang untuk mengatur dirinya (interpersonal skills)
•    Keterampilan seseorang berhubungan dengan orang lain (intrapersonal skills)
•    Untuk memaksimalkan unjuk kerja dan performa hidup

Hard Skills vs Soft Skills
Hard Skills Pemain Sepak Bola: 
•    Berlari
•    Menendang
•    Bertahan
•    Menyerang

Soft Skills Pemain Sepak Bola
•    Kerjasama dlm Tim
•    Gigih
•    Mengambil Inisiatif
•    Berani Mengambil Keputusan


 Hard Skills
  • Bersifat spesifik dan lebih mudah dilihat unjuk kerjanya
  • Merupakan kemampuan minimum yang diperlukan karyawan untuk bekerja
  • Seseorang dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang sama rata-rata memiliki derajat hard skills yang sama
  • Dalam memulai pekerjaan, hard skills yang berupa kemampuan teknis memegang peran penting

Soft Skills
  • Komplemen dari hard skills
  • Kemampuan yang relatif tidak terlihat (intangible)
  • Kadang-kadang cukup susah untuk diukur
  • Wujud dari karakteristik kepribadian (personality characteristics) seseorang
  • Merupakan faktor penentu keberhasilan dalam meniti karir selanjutnya

Sepuluh atribut ‘soft skills’ yang banyak berperan di dunia kerja
  1. Inisiatif
  2. Integritas
  3. Berfikir kritis
  4. Kemauan untuk belajar
  5. Komitmen
  6. Motivasi untuk meraih prestasi
  7. Antusias
  8. Kemampuan berkomunikasi
  9. Handal (reliable)
  10. Berkreasi

Keniscayaan Soft Skills
•    “Pintar sih, tapi kok tidak bisa bekerja sama dengan orang lain”
•    “Orangnya pandai tapi ko’ sombong”
•    “Jago bikin proposal, tapi sayangnya tidak bisa meyakinkan ide hebat itu pada orang lain”,
•    “Baru satu tahun diangkat jadi honor  tapi sudah mundur, kurang tahan banting, nih,”

Survei dari National Association of College and Employee (NACE), USA , kepada 457 pemimpin Perusahaan tentang 20 kualitas penting seorang juara:

1.  kemampuan komunikasi
2.  kejujuran/integritas
3.  kemampuan bekerja sama
4.  kemampuan interpersonal
5.  beretika
6.  motivasi/inisiatif
7.  kemampuan beradaptasi
8.  daya analitik
9.  kemampuan komputer
10.kemampuan berorganisasi
11. berorientasi pada detail
12. kepemimpinan
13. kepercayaan diri
14. ramah
15. sopan
16. bijaksana
17. indeks prestasi (IP >= 3,00)
18. kreatif
19. humoris
20  kemampuan berwirausaha

Tentang Urutan Hasil Survey
  • IP yang kerap dinilai sebagai bukti kehebatan mahasiswa, dalam indikator orang sukses tersebut ternyata menempati posisi 17.
  • Nomor-nomor yang menempati peringkat atas, malah kerap disangka syarat basa-basi dalam iklan lowongan kerja. Padahal, kualitas seperti itu benar-benar serius dibutuhkan.

Kompetensi: perpaduan antara Hard skills dan Soft Skills
  • Kompetensi dapat diartikan sebagai motif, sikap, keterampilan, pengetahuan, perilaku atau karakteristik pribadi lain yang penting untuk melaksanakan pekerjaan atau yang membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja superior.

Mengapa Dosen Membutuhkan Soft Skills?
  • Hard skills seperti pemahaman tentang bidang pekerjaan fungsional atau area tertentu, tidak cukup untuk meraih kesuksesan di dunia kerja.
  • Pandangan yang menekankan bahwa dalam bekerja, seseorang cukup memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bidang pekerjaannya, sekarang tidak lagi mencukupi.
  • Masih sangat sedikit pandangan bahwa seorang pekerja harus memiliki soft skills.

Penerapan Soft Skill di ruang kuliah
  • Tugas presentasi, diskusi kelompok, sampai role play untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama.
  • Dosen bukan sekadar mengajar dengan baik (teacher centre learning), tapi bagaimana mahasiswa bisa belajar dengan baik (student centre learning).

Dosen kunci pengembangan Soft Skills
  • Dosen harus bisa jadi living example.
  • Dari mulai datang tepat waktu, mengoreksi tugas, dsb. 
  • melatih mahasiswa supaya asertif, supaya berani membicarakan ide.
  • Fenomena menyontek jangan dianggap biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skills. korupsi begitu menjamur, karena orang sudah terbiasa tidak jujur sejak masa kuliah

“Soft Skills” untuk ‘Long Live Skills”
  • Bukan hanya untuk lingkup dunia kerja, namun juga dalam tiap sendi kehidupan.
  • Kebanggaan tertinggi bagi dosen profesional  adalah AKTUALISASI DIRI

Ciri Dosen yang mampu mengaktualisasikan diri :
  • Mampu mengamati realitas secara efisien, apa adanya, dan terbebas dari subyektifitas
  • Berprilaku spontan, sederhana, dan wajar
  • Fokus pada masalah atau tugasnya
  • Memiliki kemandirian yang tinggi

Ciri Aktualisasi Diri
  • Penghormatan berlebihan dan popularitas dianggapnya kurang penting dibandingkan dengan pengembangan diri
  • Memiliki rasa solidaritas yang tinggi
  • Mampu menjalin hubungan pribadi yang wajar
  • Memiliki watak terbuka dan bebas prasangka
  • Memiliki standar kesusilaan yang tinggi
  • Memiliki rasa humor terpelajar

Penutup:
  •  “Transformation” is a key word to be  proud as a lecturer
  • Dari Dosen Biasa menjadi Dosen Profesional adalah proses transformasi.
  • Transformasi adalah proses terus menerus untuk belajar – berubah dan bertumbuh bersama-sama (dari ulat – kepompong – menjadi kupu-kupu)
  • Berbagai Cara Mengobati Penyakit dosen memerlukan adanya forum pertemuan (fellowship) secara rutin untuk belajar dan berbagi (learn and share)
  • Pengembangan Soft Skills sebagai prasyarakat kompetensi dosen tidak bisa terjadi dalam waktu singkat. Sedikitnya melalui proses pembentukan kebiasaan baru

No comments:

Post a Comment